Living Cost Lanjutan

Gegara tulisan saya sebelum ini, beberapa respon atas tulisan saya langsung bertanya ke arah “berapa sih gaji yang memadai untuk bisa hidup layak?” dan lebih menjurus lagi adalah “berapa sih gaji lu sekarang?”

Seperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya jika kita tidak bisa mengukur seperti itu karena semua kembali ke gaya hidup kita kan. Mengenai berapa gaji yang layak itu juga susah karena mau gaji berapa pun kalau tidak bisa ngaturnya ya abis-abis juga.

Disini untuk pendapatan total 1 keluarga dengan 2 anak dibawah nominal tertentu masih mendapatkan bantuan dari pemerintah, saya juga pernah menuliskan perihal ini di tulisan sebelumnya.

Jadi, semua pada intinya adalah kembali kepada pengendalian diri masing-masing, karena mau hidup dimana saja sama kalau kita tidak bisa mengendalikan diri kita. Migrasi ke luar negeri itu jangan didasarkan pada ingin mencari penghasilan yang lebih besar, karena yang namanya penghasilan itu menurut saya sudah diatur oleh yang di Atas dan hal itu sangat tergantung pada kemampuan individu masing-masing mengatur pengeluaran dan menjalani kehidupan mereka.

Masih banyak hal lain yang jauh lebih berharga dari sekadar dapat gaji berapa. Contohnya udara yang lebih bersih dari Jakarta, kehidupan yang lebih tenang karena disini ga sebentar-sebentar demo lah… ada isu mau rusuh lah…, belum lagi pendidikan yang jauh lebih baik dengan harga terjangkau (menurut saya ya). Belum lagi hal-hal seperti family time yang lebih berkualitas, macet yang lebih rasional dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti itu menurut saya sangat langka di Jakarta, bahkan tidak ada dan seharusnya menjadi motivasi saat kita memutuskan sebuah langkah besar seperti migrasi ke luar negeri kemana pun tujuannya.

Jadi berapa sih sebenernya gaji saya disini? kasih tau ga ya…. 🙂