Hari ini seperti biasa karena sedang memantau 1 kejadian yang tiba-tiba sekarang stabil setelah saya ubah pengaturannya di salah satu perangkat kami, membuat saya menjadi bosan karena tidak banyak yang bisa saya kerjakan. Kerja kok bisa sesantai itu sih? iya donk, kerja jangan dibawa stres, apalagi menuju akhir tahun begini, selain proyek sudah banyak yang selesai dan sesi planning juga sudah terlewati, sisanya ya kita hanya standby dan monitor service yang kita miliki agar tidak jatuh.
Waktu benar-benar cepat sekali ya… besok sudah akhir Oktober yang artinya sebentar lagi akan masuk ke November. Karena sedang tidak begitu sibuk, saya coba baca-baca lagi tulisan-tulisan saya yang dulu dan terpaku pada tulisan pertama saat kami mencoba migrasi lagi ke Melbourne untuk kedua kalinya. Membaca tulisan itu (klik disini) membuat saya jadi tambah bersyukur karena kami ternyata tidak harus menunggu terlalu lama untuk kembali ke posisi kehidupan kami di Jakarta (yang tadinya sudah kami persiapkan setidaknya 3 sampai 5 tahun pertama bakalan berdarah-darah terlebih dahulu) yang saat ini kami merasakan bahkan sudah diatas tingkat kehidupan yang kami miliki di Jakarta, padahal kami belum genap 3 tahun disini. Hal ini tolong jangan dianggap sedang pamer karena saya sedang ingin berbagi dengan kalian tentang besarnya kuasa Tuhan yang sudah terjadi dalam kehidupan kami selama ini dan tolong keadaan yang kami miliki jangan dijadikan acuan juga buat kalian yang ingin migrasi ya, karena semua ini terjadi atas kuasa-Nya yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata dan saya percaya tidak akan berlaku sama untuk setiap orang/ keluarga. Saya sendiri sering kaget sebetulnya jika mengingat lagi semua yang sudah lewat, kesempatan demi kesempatan ditunjukan oleh-Nya dengan cara-Nya yang elegan sembari memaksa saya untuk belajar sabar dan berserah diantara prosesnya, yang kemudian membawa saya tanpa sadar ke sebuah posisi yang bahkan lebih dari yang ingin saya capai. Luar biasa bukan….
Hal ini tolong jangan dianggap sedang pamer karena saya sedang ingin berbagi dengan kalian tentang besarnya kuasa Tuhan yang sudah terjadi dalam kehidupan kami selama ini dan tolong keadaan yang kami miliki jangan dijadikan acuan juga buat kalian yang ingin migrasi ya, karena semua ini terjadi atas kuasa-Nya yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata dan saya percaya tidak akan berlaku sama untuk setiap orang/ keluarga.
Besok, kami akan genap 2 tahun 9 bulan berada di Melbourne. Kehidupan yang kami jalanin disini bisa dibilang luar biasa karena begitu banyak kejadian yang terjadi selama ini yang tidak pernah kami sangka sebelumnya. Anak-anak kami pun sudah mulai seperti orang lokal sini, tahan dingin, si kecil manggil kakak nya langsung nama, semakin kritis, semakin kreatif, dan mulai susah diajak berbahasa Indonesia walaupun kami tetap tidak menyerah dan berusaha terus menggunakan bahasa Indonesia di rumah. Kami sendiri pun sudah merasa betah, kehidupan yang kami miliki saat ini yang tidak pernah terlintas dipikiran kami sebelumnya membuat kami tidak henti-hentinya bersyukur karena lebih dari cukup. Kami pun sudah membeli sebuah rumah mungil jauh di belahan barat dari Melbourne, dan sudah mulai dibangun saat ini. Kalau memang sesuai jadwal, prediksi kami seharusnya sudah bisa selesai awal tahun depan sekitar bulan April atau Mei 2020, yang artinya kami sudah bisa mulai pindah ke rumah kami sendiri setelah itu. Hal ini secara tidak langsung juga membuat kami berhasil mewujudkan impian kami berikutnya yang tadinya kami prediksi akan sulit tercapai disini mengingat mahalnya rumah disini walaupun untuk ukuran yang mungil plus daerah yang cukup jauh dari CBD (pusat kota) jika melihat latar belakang ekonomi yang kami miliki. Tapi Tuhan berkata lain, kami diberi jalan untuk bisa membeli rumah impian kami, rumah yang tidak terlalu besar (tapi 3 kali lebih besar dari rumah kami di Jakarta yang berukuran 4 x 15 dua lantai) dengan taman di depan dan belakang, yang sebetulnya adalah salah satu tipe rumah yang saya impikan selama di Jakarta (karena rumah kami di Jakarta tidak memiliki taman hahaha…). Sesuatu yang belum tercapai di Jakarta karena harganya yang aduhai ternyata malah kami dapatkan di Melbourne, kurang baik apa coba Tuhan kepada kami.
Jika ingin dibilang, terlepas dari status tempat tinggal yang masih sewa (karena saya lebih suka punya sendiri agar tidak pusing pindahan terus) bisa dibilang jika kehidupan kami sudah mulai stabil dan mapan saat ini, kami sudah bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, di level yang jauh berbeda, dan tentunya kualitas yang jauh lebih baik dari kehidupan kami dulu. Kehidupan yang saya maksud tidak diukur dari banyaknya materi yang kami miliki ya, tabungan kami sih ga banyak apalagi sampai beratus-ratus, aset yang kami miliki pun ga limpah ruah sampai milyaran, tapi kami punya hal yang lebih berharga dari itu semua, kami punya keluarga yang sehat dan baik, kami punya anak-anak yang sehat dan membuat hidup kami tetap sibuk, kami punya kehidupan yang berkecukupan walaupun tidak berlebihan, kami punya kehidupan yang berkualitas, dan kami pun memiliki rasa syukur yang besar. Semua itu, bagi kami…. memiliki nilai yang lebih diatas segala materi yang ada di dunia.
Sebentar lagi kita akan masuk bulan November, bulan dimana kota ini mulai sibuk berhias untuk menyambut Natal yang sudah semakin mendekat. Bulan dimana kami mulai mengeluarkan baju-baju tipis karena mulai masuk ke musim panas yang terkenal dengan suhu ekstrim nya. Bulan dimana sisi pekerjaan pun mulai sepi dan tenang karena setiap orang mulai merencanakan liburan mereka. Bulan dimana kami pun mulai berdiskusi ingin bagaimana melewati Natal tahun ini. Tadinya saya berharap bisa merayakan Natal di rumah sendiri tahun ini, tapi ternyata Tuhan memiliki rencana lain, setidaknya tahun depan seharusnya keinginan saya bisa tercapai (mudah-mudahan ya…). Saya punya rencana untuk BBQ an di taman belakang rumah saat Natal bersama istri dan anak-anak, bercengkerama sambil bakar ikan, udang, cumi, yang dibaluri bumbu pedas dan manis plus nasi putih panas tidak ketinggalan sambal terasi dan makan sembari lesehan diatas rumput, sambil minum bir untuk mengimbangi suhu panas bulan Desember, ahhh… nikmat bukan? Di sisi lain, saya pun bisa mewujudkan salah satu impian dari saya masih kecil dulu yang belum terwujud sampai sekarang, yaitu menghias pohon Natal sambil mendengarkan lagu-lagu Natal diputar sekaligus menghias rumah dengan dekorasi Natal sederhana. Ahh…. jadi ga sabar nunggu tahun depan 🙂