Setelah beberapa minggu terakhir berjibaku dengan suhu yang naik turun dengan ekstrim dan badai asthma (yang ternyata juga terjadi 3 tahun lalu) yang membuat penderita atau carrier asthma seperti kami sekeluarga setengah mati karena harus berhadapan dengan alergi yang tidak terduga yang disini dikenal dengan istilah hay fever, benua ini pun mulai masuk ke musim panas di hari ini. Suhu “seksi” yang menyengat kulit pun mulai kembali mengawali musim Desember ini dan menjadi bagian dalam proses persiapan menyambut hari Natal dimana suhu nya beranjak naik sedikit demi sedikit sampai pada puncaknya yang biasa terjadi di bulan Januari nanti.
Musim panas tahun ini akan menjadi musim panas ketiga kami, musim yang 3 tahun lalu kami tunggu-tunggu apalagi saat musim dingin yang sekarang tidak kami tunggu lagi setelah merasakan sengatan panas nya yang aduhai itu. Suhu panas yang tahun ini bertahan cukup lama sampai bulan April membuat kami semakin merindukan musim dingin hahaha… manusia memang tidak ada puasnya ya… semoga musim panas kali ini tidak bertahan terlalu lama, walaupun kalau saya lihat pergerakan naik turun suhu yang ada kok rasa-rasanya bakalan lama lagi panas nya sekarang, entahlah…
Desember juga identik dengan sibuk tidaknya sebuah pekerjaan, ga tau juga sih kalau kerjanya di partner atau service provider ya, tapi kerja di end user most or less kesibukan juga benar-benar menurun jauh… orang-orang disini cenderung santai kalau sudah masuk ke bulan di akhir tahun, dan mereka cuek-cuek saja browsing berita bahkan bermain sosial media, toh ga banyak yang dikerjain juga kan… gaya kerja yang kemudian mempengaruhi gaya kerja saya juga secara tidak langsung. Gaya kerja yang awal-awal membuat saya cukup nervous karena tidak terbiasa mengingat dulu di Jakarta kan lembur-lembur ga karuan hahaha… tapi sekarang mulai saya nikmati. Ya moga-moga tidak membuat penilaian saya menjadi jelek ya… mustinya ga sih…
Saya memindahkan ambisius saya ke tempat lain saat ini, dan itu yang menjadi landasan impian-impian saya berikutnya
Masuk ke bulan Desember juga berarti waktu bagi kami untuk melakukan medical check up, kami (selalu) berusaha rutin medical check up paling tidak setahun sekali, toh gratis ini kan… malah kami sebetulnya dihimbau oleh dokter umum sini untuk melakukan medical check up paling tidak setahun dua kali, tapi masih belum kami lakukan karena malas hehehe…. (padahal mah saya sebenernya takut ma jarum… abis atit…). Di bulan ini juga biasanya saya melakukan instropeksi diri untuk apa saja yang sudah lewat dalam setahun, hal yang baik-baik saya pertahankan dan yang kurang-kurang saya coba perbaiki atau setidaknya tidak diulang, begitu juga dibulan ini biasanya saya membuat rencana atau impian baru yang ingin saya kejar di tahun berikutnya, baik buat saya sendiri maupun buat keluarga kecil saya.
Saya sekarang mulai belajar mengejar hal-hal yang tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang, hal-hal yang hanya bisa di mengerti oleh mereka yang mampu bersyukur dengan mengatakan cukup dan juga sudah selesai dengan dirinya sendiri
Sempat tergelitik beberapa saat lalu mengenai enak tidak nya menjadi orang kaya. Saya secara pribadi tidak menolak jika diberi berkat menjadi orang yang berkelimpahan oleh-Nya, tapi jauh diatas hal itu saya tidak ingin menghabiskan hidup dan waktu saya untuk fokus mengejar uang dan menjadi budak uang hanya untuk mengejar status dan kekayaan materi belaka. Saya sudah pernah berada di titik terbawah dan melewati fase jungkir balik dalam kehidupan saya, dari semua pengalaman itu saya belajar banyak hal tentang kehidupan begitu juga cara saya memandang hidup itu sendiri. Bisa memiliki kehidupan yang berkecukupan dan sehat sudah menjadi berkat luar biasa bagi saya dan keluarga, tidak perlu harus mati-matian dikejar sampai harta yang kami miliki sisa-berlimpah-ruah yang bisa digunakan untuk menghidupi anak cucu kami sampai tujuh turunan.
Bukan karena saya tidak ambisius ya…, tapi saya merasa sudah selesai dengan diri saya sendiri dan ingin mengejar hal lain dalam sisa waktu hidup saya yang mungkin saja lebih singkat dari yang saya bayangkan. Saya memindahkan ambisius saya ke tempat lain saat ini, dan itu yang menjadi landasan impian-impian saya berikutnya. Saya sekarang mulai belajar mengejar hal-hal yang tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang, hal-hal yang hanya bisa dimengerti dan dirasakan oleh mereka yang sudah mampu bersyukur dengan mengatakan cukup dan juga sudah selesai dengan dirinya sendiri. Sudahlah… membahas tentang hal yang satu ini memang tidak pernah ada habisnya karena semua kembali kepada tujuan hidup yang ingin dicapai oleh setiap manusia yang saya percaya pasti berbeda-beda dan selalu berubah seiring waktu dan menua 🙂 .
Bulan ini juga identik dengan bulan persiapan penyambutan Natal, hiasan-hiasan khas Natal sudah mulai bertebaran saling bersaing mempercantik kota ini, duh adem sekali lihatnya… disini ada rasa damai yang tidak terungkap saat merayakan Natal. Terlepas dari Kristiani adalah mayoritas disini, semua agama dan keyakinan di Australia dilindungi hukum yang sama dan adil, dan saling menghormati satu dengan lainnya tanpa memandang siapa mayoritas dan siapa minoritas. Selain itu Negara sendiri pun hadir ditengah-tengah mereka sebagai penyeimbang, jadi tidak ada tuh disini lembaga/ kelompok tertentu yang bisa mengatur surga neraka sesuka mereka apalagi sampai memaksakan aturan surga neraka mereka ke kelompok lain atau melangkahi kedaulatan Negara itu sendiri, mungkin hal itu yang justru membuat damai ya… Seandainya hukum di negara kita bisa lebih tegas dan benar-benar bisa hadir, saya percaya semua yang radikal itu terlepas dari latar belakang agama dan kepercayaan yang ada, pasti dapat diberantas habis dan Indonesia bisa lebih tenang dari semua kegaduhan yang ada selama ini karena sebagian kelompok yang bukan hanya merasa paling suci tapi juga memaksakan kesucian mereka diterima oleh lainnya.