Saat kami memutuskan untuk mengajukan aplikasi PR Australia dan memutuskan untuk pindah saat PR sudah ditangan, kami sadar jika salah satu tantangannya adalah mendapatkan pekerjaan tetap di Negara baru. Saya akan coba cerita tentang jatuh bangunnya saya dalam hal ini.
September 2015, kami memutuskan untuk pindah ke Melbourne dan meninggalkan semua kenyamanan dan kemapanan yang sudah kami bangun di Jakarta. Kami pindah langsung 1 keluarga karena 1 dan lain hal, memang banyak yang menyarankan jika lebih baik saya datang terlebih dahulu dan setelah mendapatkan pekerjaan baru memindahkan seluruh keluarga saya. Tapi saat itu setelah melalui berbagai pertimbangan dan mengukur kekuatan financial kami, kami putuskan untuk pindah 1 keluarga dan berjuang melawan keadaan di Melbourne bersama-sama.
Saat itu, saya datang dengan sebuah kepercayaan diri yang cukup tinggi karena saya memiliki sertifikat international level expert di bidang IT Networking dibawah salah satu vendor besar dunia yaitu CISCO SYSTEM. Setelah mencoba cari tahu di internet tentang bagaimana kita membuat CV ala Oz, tips agar CV kita lebih mudah diperhatikan, bahkan sampai dibantu istri salah satu sahabat saya di New Zealand tentang bagaimana membuat CV ala OZ/ NZ, dll saya memberanikan diri untuk fight saat itu.
CV mulai saya sebar setelah kami berada di Melbourne, mulai dari menggunakan seek.com.au, melalui agen-agen yang suka sombong dan jual mahal hahaha… maupun melalui beberapa kawan yang sudah terlebih dahulu disini dan sudah memiliki koneksi, mereka membantu meneruskan CV saya ke koneksi mereka. Saya pun mendapatkan beberapa interview saat itu, baik melalui telepon maupun dipanggil on site interview. Sebulan demi sebulan lewat tanpa mendapatkan 1 pun pekerjaan yang sesuai background saya. Untuk menyambung hidup, saya kerja di restoran, pekerjaan yang mudah tapi sangat memerlukan fisik untuk mengerjakannya, belum lagi attitude yang harus kita hadapi tidak sama dengan kita kerja di kantoran hahaha… dulu saat saya menyampaikan hal ini ke manager restoran saya bekerja, dia bilang jika di Australia memang begitu, saya manggut-manggut saat itu, tapi sekarang saya tahu jika itu tidak benar, karena orang-orang disini yang bekerja di kantoran, mereka cenderung lebih sopan (menurut saya). Oke, balik lagi ke cerita awal, jadi saat itu saya bekerja di restoran, penghasilan saya tidak cukup untuk menghidupi 4 orang karena saya hanya mendapatkan 20 jam seminggu dengan 1001 alasan yang tidak masuk di akal saya. Jadi untuk menutupi kekurangannya saya menggunakan tabungan yang saya bawa dari Indonesia untuk menyambung hidup. Kami novena, meminta pertolongan dan jalan agar bisa bertahan di Melbourne saat itu. Untung tidak dapat ditebak malang tidak dapat ditolak, di bulan ketiga tabungan saya tinggal AUD 350 dan saya masih belum mendapatkan pekerjaan.
Saat itu dengan sangat berat hati saya mengajak istri saya bicara, dan kami memutuskan untuk pulang ke Jakarta dulu atau jika tidak kami akan tinggal dijalan bersama anak-anak kami, bagaimana tidak tinggal dijalan jika sewa rumah saja kami butuh AUD 1250 perbulan sedangkan uang kami hanya AUD 350, belum makan, bayar listrik dll.
Saya sampai saat ini masih berusaha mencari pesan tersembunyi dari kepulangan kami saat itu karena saya merasa Novena kami dijawab, karena hari pertama saya mendarat di Jakarta, saya mendapatkan tawaran kerja dari salah satu perusahaan di Melbourne, memang belum 100% pasti bisa join karena proses interview nya cukup banyak tahapnya. Tapi tawaran itu 80% pasti saya dapatkan jika saya masih berada di Melbourne. Tapi ya sudahlah… saya percaya semua akan ada maknanya di kemudian hari, dan apa yang saya percaya ternyata benar, saya melewati 1 tahun yang luar biasa bersama salah satu perusahaan system integrator yang luar biasa juga di Jakarta, dan saya sangat bersyukur untuk hal itu karena kemampuan saya ditempa dengan sangat baik dan meningkat dengan significant dalam kurun waktu yang relative cukup singkat itu.
Selama di Jakarta beberapa kali saya mencoba melempar CV saya ke seek.com.au walaupun saya tahu itu (mungkin) sia-sia karena saya tidak berada di Melbourne. Perusahaan dan agent biasanya malas menghubungi para pencari kerja yang posisi nya tidak berada di Australia.
Desember 2016, saya mencoba menghubungi salah satu kenalan saya di Melbourne, menanyakan jika dia membutuhkan tenaga untuk perusahaan dia yang kemudian berakhir dengan sebuah kontrak kerja ditangan saya. Benar-benar berkat Natal dan menjadi salah satu hadiah ulang tahun terbaik yang pernah saya terima. Januari 2017 dengan berat hati saya mengajukan resign dari perusahaan, kami memutuskan untuk pindah lagi ke Melbourne karena saat ini kami memiliki awal yang lebih baik dimana saya sudah memiliki pekerjaan ditangan.
Februari 2017 kami pun pindah lagi, saat ini kami benar-benar memulai dengan lebih baik (terimakasih banyak untuk kawan-kawan yang sudah membantu kami), kami sewa rumah yang lebih baik, di lingkungan yang lebih baik, dan anak-anak bisa memulai sekolah dengan lebih baik karena kami sudah lumayan menguasai medan disini dari pengalaman kesini pertama kali hahaha… dan lain sebagainya. Waktu berjalan dan keadaan mulai tidak sesuai di pekerjaan saya, saya tidak ingin menyalahkan siapa pun karena semua adalah kesalahan saya yang kurang bisa menyesuaikan diri dan belajar dengan cepat untuk teknologi baru yang ada dihadapan saya. Apapun itu, saya mulai frustasi dan depresi, saya mulai tidak percaya diri, meragukan kemampuan saya, saya mulai mengalami culture shock yang makin hari makin parah.
April 2017, kami novena, doa novena selalu kami panjatkan saat kami berada di ujung tanduk dan sangat membutuhkan jalan. Hari ke 4 novena tiba-tiba handphone saya berdering, saya dihubungi oleh salah satu agent head hunter yang dulu saat 2015 pernah bertemu saya dan dia ternyata melihat di Linkedin saya jika saya sudah kembali ke Melbourne dan mencoba menghubungi saya melalui no HP yang saya tulis di profile Linkedin saya. Saya mendapatkan tawaran kerja dibidang yang sesuai dengan kemampuan saya, di salah satu institusi pendidikan yang jauh berada di utara Melbourne hahaha… saya bilang saya tertarik karena disamping pekerjaannya sesuai kompetensi, gaji yang ditawarkan pun meningkat cukup significant. Hari ke 6 novena saya diajak ngopi oleh agent saya, kami ngobrol kesana kemari dan hari ke 7 novena saya diberi tahu jika besoknya (hari ke 8 novena) saya diminta datang interview ke institusi tersebut. Saya datang dan melakukan interview dengan menggunakan whiteboard (papan tulis) selama kurang lebih 2 jam. Saya diminta menjelaskan tentang IP Telephony, Networking dan cara migrasi system IP Telephony secara umum dan secara CISCO System hahaha…. Mabok sangat saat itu…
Malam nya, saya ditelpon lagi oleh user dan ditanya apakah saya benar-benar nyaman jika harus melakukan proyek migrasi system IP Telephony mereka dalam 3 bulan, yang saya jawab YA dan saya teruskan dengan pertanyaan “jadi gimana? Saya diterima?” dan mereka menjawab “Belum tahu, nanti kami akan update agent lu dan lu akan dapat kabar dari agent lu”
Hari ke 9 Novena, saya mendapatkan telepon dari agent saya mengatakan jika saya diterima dan kapan saya bisa join, wuahhh…. Sungguh tidak terkira syukur saya, sampai lemes lutut saya dan berkaca-kaca mata saya, bagaimana tidak, benar-benar sebuah jalan yang dimudahkan oleh Tuhan. Dan hari ke 9 Novena kami jatuh di hari Rabu, 4 hari sebelum Paskah. Kami menerima berkat Paskah 🙂
Dari cerita ini, saya tidak bisa mengatakan sesulit dan semudah apa mencari pekerjaan di Australia. Karena saya pernah mengalami sulitnya dan saat itu saya juga datang disaat yang kurang tepat karena menjelang akhir tahun, di lain waktu saya pun mengalami mudahnya. Saya pernah merangkum dan membagikan beberapa tips (yang saya yakin sudah banyak di internet sana) berdasarkan pengalaman saya dan bisa dibaca disini, yang mungkin belum tentu bisa sesuai juga dengan kalian karena kesulitan yang kita hadapi pasti berbeda kan.
Beberapa hal yang ingin saya garis bawahi adalah, jangan pernah putus asa dan berhenti berdoa. Mungkin terdengar klise dan umum ya…. Tapi doa benar-benar obat yang mujarab apapun keyakinan yang kita pegang saat kita sedang berada dalam kesulitan. Dan, kesulitan-kesulitan itu pasti bisa kita lalui jika kita tidak menyerah (walaupun saya beberapa kali juga hampir menyerah). Selain itu, dukungan keluarga terutama istri/suami sangat penting, saya sendiri jika bukan karena istri saya yang begitu tegarnya mungkin sudah berada di Jakarta lagi saat ini.
Selamat berjuang 🙂