18 lalu

18 Tahun lalu, setelah hasil lab keluar, saya dan (alm) Papa duduk di beranda lantai 2 RS Sumber Waras memandang ke arah barat melihat sang surya yang secara perlahan merangkak masuk ke garis cakrawala, dalam hening yang tidak seperti biasanya.

(alm) Papa terlihat tenang dan teduh saat tahu jika dia mengidap kanker paru stadium 3, membuat saya ragu untuk membuka pembicaraan karena hati dan pikiran saya sendiri pun saat itu penuh dengan kegaduhan dan banyak sekali tanda tanya untuk pertama kalinya di umur yang akan menginjak 19 pada bulan Desember…

Dia… sangat tenang saat itu, seakan menyadari (dan memang terbukti) jika waktu dia tidak tersisa banyak di dunia ini. Dia, akhirnya membuka sebuah percakapan yang saya rasakan mungkin merupakan rangkuman dari hampir seluruh ajaran dia sedari saya kecil sampai besar saat dia memiliki sedikit waktu senggang (yang hampir tidak ada) dalam sepak terjang kehidupannya yang sangat fokus dengan impian yang ingin dia bangun, yang pada akhirnya pun ternyata hal itu pun tidak bisa menyelamatkan dia di titik terakhir ini, ironis…

Dengan suara dia yang berat nge-bass, dan gaya bicara dia yang khas, dia mengajarkan saya untuk memegang teguh dan tidak melupakan 3 pesan dari dia dalam kehidupan yang akan saya jalani, selain ajaran-ajaran lain yang tidak berhenti dia tanamkan kemudian.

Pesan pertama yang dia sampaikan adalah agar saya jangan pernah memainkan atau mengkhianati hati seorang wanita dengan dan dalam alasan apapun, terlebih lagi jika dia adalah istri dan ibu dari anak-anak saya, lebih baik jujur diawal lalu bertengkar sampai masalah tuntas daripada disimpan dan sakit hati diakhir, karena saat saya memainkan hati seorang wanita itu berarti saya sudah tidak menghormati mama saya, dan menurut ajaran timur hal itu sangat tidak baik.

Pesan kedua yang dia sampaikan adalah agar saya harus bertanggung jawab saat memutuskan untuk berkeluarga. Menjadi kepala keluarga adalah tugas yang sangat tidak mudah, karena selain kita harus memposisikan diri kita sebagai panutan, kita pun harus bisa menjalankan peran kita untuk menghidupi keluarga kita, sekecil apapun yang  dihasilkan tetap harus saya jalani karena itu berarti saya bertanggung jawab menjaga dan memberi makan istri dan anak-anak saya dan melaksanakan salah satu tugas saya sebagai kepala keluarga, yaitu mencari nafkah.

Pesan ketiga yang dia sampaikan adalah nama baik keluarga harus dijaga, lebih baik miskin daripada kaya tapi dari perbuatan yang tidak baik dan sesuai. Kehidupan tidak akan memberi ampun kepada kita dan akan berusaha membuat kita jatuh pada lutut kita kapan pun. Dan saat hal itu terjadi, bangun dan berusaha lagi dengan benar dan baik, jangan jalan pintas.

18 tahun… Pap. Akan saya ingat dan pegang terus pesan mu yang sudah membentuk prinsip saya dan akan saya teruskan kepada kedua anak saya kelak. Salam untuk kakak disana…

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.