Tahu Kecap

“Bu, makan”
“Boleh, mau pakai apa ?”
“Ehm… tahu kecap saja bu”
“Terus?”
“Udah itu saja sama teh tawar…”

Tahu kecap….

Itu adalah lauk yang saya konsumsi dulu saat menjaga mendiang papa saat di rawat sampai akhirnya meninggal di RS mitra kemayoran selama 1,5 bulan.

Saat-saat kelam… berat sekali saat itu sampai kadang saat memori itu terlintas air mata pun hampir bergulir jatuh mengingat nya.

Saat-saat terakhir papa adalah saat yang paling berat, karena selain menghadapi kepergian beliau kami (terutama saya yang baru berumur 20 tahun) pun sudah tidak memiliki apapun lagi.

Saat dimana uluran tangan dari saudara (jika masih bisa disebut saudara) papa saya diberikan dengan seringai yang menghujam, yang akhirnya di rebut balik dari uang duka pemberian teman-teman papa saat datang melayat.

Saat dimana selama 1,5 bulan saya memakan nasi + tahu kecap + teh tawar setiap hari 2 kali (siang dan malam) sampai kadang sang ibu yang punya warung iba dan menambahkan tempe goreng maupun bakwan secara cuma-cuma agar saya tidak bosan.

Hari ini, dimana saya sudah mampu merangkak bangkit, saya berjanji pada diri saya agar apa yang saya lalui jangan sampai diulang pada anak dan istri saya.

Itu yang membuat saya mati-matian berusaha ketempat dimana jika terjadi sesuatu dengan diri saya seperti pada papa saya (semoga jangan) maka keluarga saya bisa melanjutkan hidup mereka, anak saya bisa tetap sekolah, dan mereka tidak perlu takut tidak punya uang saat sakit. Itu yang membuat saya berusaha dengan keras nya mencapai tempat itu selain nilai-nilai lain yang juga ingin saya kejar seperti pendidikan mental, lingkungan yang lebih rendah polusinya dsb.

Tahu kecap tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya, bukan karena rasa pedih yang di goreskan di hati dan pikiran saya, tapi lebih kepada tolok ukur kenapa saya harus sangat bersyukur saat ini.

10 tahun yang penuh kepasrahan yang sudah mengembleng diri saya sampai sekeras ini, yang sudah menorehkan begitu banyak pelajaran hidup yang sangat berarti dan berharga, yang sudah membuat saya menjadi pribadi yang lebih tangguh, tetap pasrah dan… INGAT kepada Nya.

2 Replies to “Tahu Kecap”

    1. Hahaha… iya, asuransi sih sudah ada. Buat jaga2. Yang paling penting pelajaran dan didikan nya. Papa (alm) pernah bilang, didikan yang paling bagus itu adalah yang diberikan oleh kehidupan.

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.